Sabtu, 24 Agustus 2013

Sebuah Kisah Sebuah kenyataan Hidup Seorang Dewan

Aku adalah seorang anak yang terlahir dari keluarga petani, aku lahir dan hidup disebuah desa terpencil di sumatera utara tepatnya parsingguran. Aku lahir tanpa sedikitpun beban oleh ibuku, aku lahir tanpa bantuan orang lain hanya ada ibu yang selalu setia merawatku. Aku menjalani hidup bersama orang tuaku, mulai dari menginjak sekolah dasar aku sudah mulai ikut bekerja ke ladang bersama orang tuaku. Dan saat aku mulai beranjak dewasa aku mulai menjalani berbagai pendidikan mulai dari smp hingga sma, setelah tamat sma aku melanjutkan studi ku di IKIP, setahun aku mengikuti studi disini, dan di tahun pertama aku sebagai mahasiswa aku mulai meniti karir, aku mulai mengajar di sebuah sekolah dan aku mendapatkan tugas untuk mengaar di kelas 3 sma, betapa berat bebanku saat itu. Namun, aku tak pernah mengeluh, kuasa Tuhan dan berkatNya selalu hadir menemaniku dalam menjalani kehidupanku. Keadaan uang orang tuaku saat itu tidak mendukung, aku harus membiayai semua keperluan studiku sendiri, aku tak pernah mengeluh aku tetap bersyukur, dengan tekun aku mengikuti pelajaran dikampusku, dan akupun memperoleh nilai yang memuaskan dengan nilai tersebut aku bisa memperoleh beasiswa, sehingga aku tidak perlu lagi memikirkan biaya kuliah. Ditahun berikutnya aku mencoba tes masuk perguruan tinggi tepatnya ITB, dan syukur aku bisa lulus.
Tahun pertama kuliah di ITB, aku belajar dengan tekun disamping itu juga memiliki pekerjaan sampingan yaitu menjadi guru disebuah sekolah, guru privat less dan berbisnis melalui unit kegiatan mahasiswa yang diselenggarakan oleh kampus ITB, aku tetap semangat aku tetap melihat kedepan dan tetap memiliki tekad yang kuat untuk menjadi seseorang yang mampu membembuat orang tuaku bahagia, akupun terus belajar dan akhirnya aku bisa memperoleh nilai terbaik dan karena nilai itu aku kembali mendapat beasiswa dan yang kutau saat itu kuasa Tuhan berpihak kepadaku.
Disaat aku sibuk dengan studiku, akupun mendapat kabar bahwa salah satu dari orang tuaku telah meninggalkan kami yaitu ayah, namun hal itu tidak membuatku putus asa aku tetap memandang kedepan aku tetap belajar dan belajar sampai saatnya akupun wisuda.

BERSAMBUNG....................